Penemuan Manusia Purba Tertua Di Dunia
Penemuan manusia purba tertua di temukan di desa Trinil Ngawi, Jawa Timur-Indonesia di dekat Lembah Bengawan Solo pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois. Fosil ini diberi nama Pithecanthropus Erectus yang berarti "Manusia kera yang berjalan tegak". Disini telah di temukan beberapa fosil dalam keadaan tidak utuh seperti tulang paha (femur), tengkorak dan beberapa gigi.
Ciri-ciri Manusia Purba Pithecanthropus Erectus adalah:
- Mempunyai badan yang tegap
- Alat pengunyah yang kuat
- Tinggi badan 165 - 175 centimeter
- Berat badan 100 Kg
- Berjalan tegak
- Makanan masih kasar dengan sedikit pengolahan
- hidup antara 1 - 0,5 juta tahun yang lalu.
- Kapak perimbas (chopper)
- Kapak penetak (chopping tool)
- Alat penyerpih (flake)
Penemuan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus ini telah menggemparkan dunia, dan menimbulkan rasa penasaran bagi ilmuwan lainnya. Maka para peneliti lainnya tertarik sperti yang dilakukan E.Dubois. Diantaranya adalah peneliti Selenka yang kemudian menemukan fosil-fosil tumbuhan dan hewan purba lainnya di lembah sungai Bengawan Solo.
Penemuan Manusia Purba lainnya adalah oleh peneliti G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran, Sragen Jawa Tengah, Indonesia. Yang dinamakan dengan Meganthropus Paleojavanicus (manusia bertubuh besar dari pulau Jawa, Indonesia) yang diperkirakan hidup pada 2 juta tahun yang lalu.
Ciri-ciri manusia purba Meganthropus Paleojavanicus adalah:
- Memiliki tulang rahang yang kuat
- Tidak memiliki dagu
- Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera
- Berbadan besar dan tegap
yang kemudian dimasukkan dalam kelompok Homo Soloensis atau Manusia Dari Solo. Fosil ini diyakini lebih tua dari fosil Pithecanthropus Erectus.
Penemuan Fosil Homo Soloensis merupakan penemuan yang lebih muktahir dari penemuan terdahulunya seperti Fosil Homo Mojokertoensis (Mojokerto, tahun 1936) dan Fosil Homo Wajakensis (Tulung Agung, tahun 1889)
Dan penemuan yang paling muktahir, Pada tahun 2003 ditemukan lagi Fosil Manusia Purba di Flores. Penemuan atas kerjasama Arkeolog Indonesia dan Arkeolog Australia ini diberi nama Homo Floresiensis atau Manusia dari Flores.
Fosil di Flores menggambarkan manusia kerdil dengan tinggi sekitar 1 meter yang diperkirakan hidup 12 ribu tahun yang lalu di Flores. Penemuan ini telah menarik para arkeolog dunia untuk mengikuti perkembangannya dan sejarah penemuan manusia purba di Indonesia pun berhasil di ukir kembali atas penemuan ini.
No comments:
Post a Comment