Penemuan Gua Mengungkap Sejarah Tsunami Di Aceh
Sebuah gua di temukan didekat lokasi Tsunami di Lhong, Aceh. Gua ini memiliki jejeak-jejak ombak raksasa yang berasal dari 7.500 tahun yang lalu. Sebuah catatan alam langka yang menunjukkan bahwa bencana berikutnya dapat terjadi berabad-abad lagi atau mungkin dalam beberapa dasawarsa kemudian.
Gempa maha dasyat yang berkekuatan 9,1 skala richer di bawah laut Samudra Hindia yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu yang menyebabkan terjadinya Gelombang Tsunami setinggi 30 meter, menewaskan 230 ribu orang di Aceh mengejutkan para ilmuwan karena retakan Bumi yang mengeluarkan goncangan dasyat itu terakhir kali terjadi lebih dari 500 tahun yang lalu. Tidak ada sejarah verbal yang tersisa yang dapat membantu orang memahami resiko tersebut.
Seorang ilmuwan menemukan sebuah gua di pesisir barat laut Sumatera di Aceh. Yang secara mengagumkan merekam kejadian tsunami dahsyat yang terjadi di Samudra Hindia sejak ribuan tahun yang lalu.
Gua Kapur yang berada dekat Banda Aceh ternyata menyimpan Deposit Pasir yang dielak paksa oleh Gelombang Besar yang dipicu oleh Gempa selama ribuan tahun. Para ahli menggunakan situs tersebut untuk membantu menentukan frekuensi bencana seperti yang terjadi pada 26 Desember 2004.
Cara yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran usia sedimen tsunami yang berada di dalam gua yang pola lapisannya mudah dilihat diantara lapisan kotoran kelelawar.
Pasir Tsunami terlihat jelas karena dipisahkan oleh kotoran kelelawar. Tak ada hal yang membingungkan saat penentuan lapisan.
Pasir Tsunami terlihat jelas karena dipisahkan oleh kotoran kelelawar. Tak ada hal yang membingungkan saat penentuan lapisan.
Gua di Aceh berada sekitar 100 meter dari zona cipratan gelombang pasang tertinggi saat ini. Liang masuknya sedikit meninggi dan hal itu yang dapat mencegah air laut masuk kecuali adanya Tsunami dan Gelombang yang sangat parah.
Dr. Pilarczyk dan para koleganya menggali parit didalamnya, untuk menguak sejarah Tsunami yang tercatat di dalamnya.
Para ilmuwan tahu bahwa mereka sedang melihat endapan tsunami didalam parit itu, Apalagi mereka dapat menemukan serpihan sedimen organisme dasar laut seperti Foraminifera Mikroskopis.
Investigasi masih berlangsung, namun para Tim Peneliti yakin, Gua itu menyimpan deposit dari 7-10 tsunami sebelumnya. Dari sisi geometri gua, diduga tsunami-tsunami tersebut dipicu oleh gempa dengan 8 skala richer atau lebih.
Dengan menggunakan Analisis Radiokarbon, para peneliti dapat menentukan usia deposit serpihan organisme yang ada disana. seperti Moluska dan serpihan arang. Bahkan sisa-sisa serangga dimakan oleh kelelawar di teliti juga. Gua ini menyimpan lapisan deposit dari tahun 7.500 tahun yang lalu.
"Gua pesisir ini adalah "Gudang" yang unik, yang memberi petunjuk tentang yang terjadi beberapa ribu tahun yang lalu yang memungkinkan kita untuk mengetahui kapan terjadinya setiap Tsunami selama waktu itu". kata Dr.Pilarczyk
"Dengan mempelajari jenis-jenis Tsunami yang terjadi dimasa lalu, mungkin kita dapat merencanakan mitigasi untuk Tsunami berikutnya". Ujar Nazli Ismail, Kepala Departemen Fisika dan Geofisika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia.
No comments:
Post a Comment