14 Burung Terindah Dan Menakjubkan Indonesia Yang Mendunia
- Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi.
Indonesia menjadi pemilik dari 1.594 jenis spesies burung dan menjadi negara kelima di dunia dari 10.000 jenis spesies burung yang berkembang biak. Hanya saja habitat yang banyak itu kini terancam punah akibat rusaknya habitat mereka untuk berkembang biak dalam mencari makanan.
Dari sekian banyak spesies burung di Indonesia itu ada beberapa spesies burung asli Indonesia yang sangat Indah dan Menakjubkan yang telah dikenal luas di dunia.
Berikut ini kami lampirkan 14 Burung Terindah Dan Menakjubkan Indonesia Yang Mendunia, selamat menyimak,
1. Cendrawasih Biru
Cendrawasih Biru (paradisaea rudolphi) adalah burung cendrawasih yang berukuran sedang dengan panjang sekitar 30 cm dari genus paradisaea. Burung ini berwarna hitam dan biru, berparuh putih kebiruan, kaki abu-abu, iris mata berwarna cokelat tua, disekitar mata terdapat dua buah setengah lingkaran putih dan sayap berwarna biru terang.
Burung Cendrawasih biru banyak terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua bagian timur dan tenggara. Umumnya dari ketinggian 1.300 - 1.800 meter di atas permukaan laut. Cendrawasih Biru ini pertama kali di temukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Papua pada tahun 1884. Nama ilmiah spesies langka ini memperingati seorang putra mahkota dari Austria bernama Rudolf von Österreich-Ungarn.
2. Kakatua Raja
Kakatua raja atau dalam nama ilmiahnya Probosciger aterrimus adalah sejenis burung Kakatua berwarna hitam dan berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Kakatua raja adalah satu-satunya burung di marga tunggal Probosciger. Daerah sebaran burung ini adalah di pulau Irian dan Australia bagian utara. Pakan burung Kakatua raja terdiri dari biji-bijian. Paruh burung Kakatua raja tidak dapat tertutup rapat, dikarenakan ukuran paruh bagian atas dan bagian bawah yang berbeda. Dan ini berguna untuk menahan dan membuka biji-bijian untuk dikonsumsi.
Walaupun spesies ini terancam oleh hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, Kakatua raja masih sering ditemukan di habitatnya. Kakatua raja dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix
3. Jalak Bali
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25 cm dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali sebagai Curik Ketimbang Jalak. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa.
Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang.
Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912.
Karena penampilannya yang indah dan elok, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan populasi burung ini cepat menyusut dan terancam punah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini sampai terjadi, sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran jalak Bali.
Jalak Bali dinilai statusnya sebagai kritis di dalam IUCN Red List serta didaftarkan dalam CITES Appendix I.
4. Cendrawasih Merah
Cenderawasih merah (Paradisaea rubra) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cenderawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat.
Cenderawasih merah adalah spesial yang bersifat poligami. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cenderawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
5. Nuri Sayap Hitam
Nuri sayap hitam atau Nuri merah-biak, yang dalam nama ilmiahnya Eos cyanogenia adalah sejenis nuri berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari suku Psittacidae. Burung nuri ini mempunyai bulu berwarna merah cerah, bercak ungu di sekitar telinga, paruh merah kekuningan, punggung hitam dan mempunyai iris mata berwarna merah. Burung jantan dan betina serupa.
Endemik Indonesia, Nuri Sayap-hitam hanya ditemukan di habitat hutan di pesisir pulau Biak dan pulau-pulau di Teluk Cenderawasih, Papua. Spesies ini sering ditemukan dan bersarang di perkebunan kelapa.
Dikarenakan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Nuri sayap-hitam dievaluasikan sebagai Rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
6. Cekakak Hutan-Melayu
Cekakak-Hutan Melayu memiliki suara yang unik dan khas. Pada umumnya, mereka bersuara keras. Siulannya meninggi dan berbunyi "kwii-kwii...". Uniknya, setiap siulan tersebut dihasilkan sekitar satu nada per detik. Burung jenis ini tinggal di dalam hutan dan berburu dari tenggeran rendah. Tidak seperti suaranya yang keras, burung ini ternyata agak pemalu. Mereka hanya mencari mangsa dari atas tanah dengan membalik-balikkan daun-daunan.
7. Kasumba Kalimantan
Kasumba Kalimantan atau sering juga disebut Luntur Kalimantan adalah salah satu spesies burung di dalam keluarga trogonidae yang dapat di temui di pulau Kalimantan, Indonesia. Habitat alaminya adalah pegunungan berhutan lembab subtropis atau tropis. Burung ini terancam punah akibat sedikitnya habitat mereka.
8. Burung Kipasan Sulawesi
Burung Kipasan Sulawesi (Rhipidura teysmann), adalah spesies burung dalam keluarga Rhipiduridae. Burung ini adalah burung dengan populasi habitatnya endemik Pulau Sulawesi, Indonesia, alias hanya dapat ditemukan di tempat asalnya yang asli yaitu di Pulau Sulawesi.
Burung ini juga biasa disebut dengan nama, The Rusty-bellied Rhipidura teysmanni, Rusty-bellied Fantail, Kipasan Sulawesi Fantail.
9. Murai Batu
Kucica hutan (Copsychus malabaricus), juga dikenal sebagai Murai batu merupakan burung pengicau yang keadaanya terancam akibat perburuan. Termasuk ke dalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, dan sebagian pulau Jawa. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Kucica Alis-putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.
Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau. Badan berukuran 14-17 cm.
10. Ekek Geling Jawa
Burung Ekek-geling Jawa dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Javan Green Magpie dan mempunyai nama ilmiah Cissa thalassina. Sebelumnya, burung ini dianggap sebagai sub-jenis dari ekegeling (Short-tailed Magpie) yang mendiami Pulau Jawa dan Kalimantan.
Mengenal Ekek-geling Jawa. Burung langka dan endemik Jawa Barat ini merupakan burung dari keluarga Corvidae. Ukuran tubuh Ekek-geling Jawa berkisar 32 cm. Bulu pada tubuhnya didominasi oleh warna hijau dengan strip warna hitam pada mata dan strip warna coklat-berangan pada sayapnya dengan bulu-bulu tersiernya pucat. Paruh dan kaki berwarna merah. Iris mata berwarna coklat dan ekornya pendek.
Ekek-geling Jawa (Cissa thalassina) menjadi salah satu burung endemik Jawa Barat yang semakin langka dan terancam punah. Oleh IUCN Redlist, burung Ekek-geling Jawa ‘dianugerahi’ status Critically Endangered (Kritis). Seiring dengan semakin rusaknya habitat dan maraknya perburuan untuk menjadikannya binatang peliharaan, populasi ekek-geling atau Javan Green Magpie di alam liar diperkirakan tinggal 249 individu.
11. Javan Banded Pitta atau Paok Pancawarna
Paok Pancawarna (Pitta guajana) adalah spesies burung dari keluarga Pittidae, dari genus Pitta. Burung ini merupakan jenis burung pemakan semut, kecoa, kumbang, siput, cacing, rayap, ula yang memiliki habitat di hutan primer, hutan sekunder tertutup, tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl.
Paok pancawarna memiliki tubuh berukuran sedang (22 cm). Tubuh gemuk, berwarna keemasan bergaris-garis. Kepala hitam dengan alis kuning mencolok dan khas. Punggung dan sayap coklat dengan garis sayap putih. Ekor biru. Dagu putih. Ras Jawa: dada dan sisi lambung bergaris-garis hitam dan kuning.
Burung jantan: ada garis biru pada dada atas.
Burung betina: lebih suram dan lebih merah. Iris coklat, paruh dan kaki hitam. Bersifat pemalu, kadang terlihat melintas jalan di hutan, namun lebih sering terdengar suaranya. Berlompatan cepat di sepanjang lantai hutan atau batang mati. Kadang di semak rendah, pohon salak atau rotan. Malam hari bertengger pada vegetasi rendah setinggi 1-3 m dari tanah.
Sarang berbentuk bola berongga dari vegetasi pada semak, satu meter diatas permukaan tanah. Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 3-5 butir. Berbiak bulan Januari-Maret, September-Oktober.
12. Wilson's Bird of Paradise
Wilson's Bird of Paradise ini berbentuk kecil sampai dengan 21 cm. Burung jantan berwarna merah dan hitam dengan jubah kuning di leher, paruh hijau muda, kaki biru dan dua bulu ekor berwarna ungu yang melengkung. Sementara itu sang betina berwarna kecokelatan dengan mahkota berwarna biru.
Burung ini merupakan epidemik Indonesia dengan daerah penyebaran di bukit dan hutan hujan dataran rendah kepulauan Waigeo dan Batanta di Papua Barat.
13. Stephanie Astrapia
Stephanie Astrapia berukuran sekitar 37 cm, burung ini berwarna hitam dengan warna-warni kepala biru, hijau dan ungu. Di samping itu memiliki ekor panjang dengan warna hitam keunguan.
Burung betinanya berwarna cokelat gelap dengan kepala hitam kebiruan. Habitat aslinya ada di pegunungan di timur Papua.
14. Cendrawasih Panji Kings of Saxonyi
Kings of Saxonyi (pteridophora alberti) adalah sejenis burung berkicau berukuran kecil. Dengan panjang sekitar 22 cm. Burung jantan mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua. Di kepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru langit mengkilap seperti panji yang panjangnya mencapai 40 cm. dan dapat di tegakkan sewaktu memikat sang betina. Oleh karenanya burung ini juga dinamakan Cendrawasih Panji.
Itulah 14 Burung Terindah Dan Menakjubkan Indonesia Yang Mendunia yang keberadaannya semakin sedikit dan lambat laun terancam dari kepunahan. Untuk itu marilah kita menjaganya agar burung-burung ini tetap hidup dan berkembang biak agar anak cucu kita tetap masih bisa menemuinya dimasa-masa mendatang.
Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang.
Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912.
Karena penampilannya yang indah dan elok, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan populasi burung ini cepat menyusut dan terancam punah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini sampai terjadi, sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran jalak Bali.
Jalak Bali dinilai statusnya sebagai kritis di dalam IUCN Red List serta didaftarkan dalam CITES Appendix I.
4. Cendrawasih Merah
Cenderawasih merah (Paradisaea rubra) adalah burung Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa berukuran sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cenderawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat.
Cenderawasih merah adalah spesial yang bersifat poligami. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cenderawasih Merah terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cenderawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
5. Nuri Sayap Hitam
Nuri sayap hitam atau Nuri merah-biak, yang dalam nama ilmiahnya Eos cyanogenia adalah sejenis nuri berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari suku Psittacidae. Burung nuri ini mempunyai bulu berwarna merah cerah, bercak ungu di sekitar telinga, paruh merah kekuningan, punggung hitam dan mempunyai iris mata berwarna merah. Burung jantan dan betina serupa.
Endemik Indonesia, Nuri Sayap-hitam hanya ditemukan di habitat hutan di pesisir pulau Biak dan pulau-pulau di Teluk Cenderawasih, Papua. Spesies ini sering ditemukan dan bersarang di perkebunan kelapa.
Dikarenakan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Nuri sayap-hitam dievaluasikan sebagai Rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
6. Cekakak Hutan-Melayu
Cekakak-Hutan Melayu memiliki suara yang unik dan khas. Pada umumnya, mereka bersuara keras. Siulannya meninggi dan berbunyi "kwii-kwii...". Uniknya, setiap siulan tersebut dihasilkan sekitar satu nada per detik. Burung jenis ini tinggal di dalam hutan dan berburu dari tenggeran rendah. Tidak seperti suaranya yang keras, burung ini ternyata agak pemalu. Mereka hanya mencari mangsa dari atas tanah dengan membalik-balikkan daun-daunan.
7. Kasumba Kalimantan
Kasumba Kalimantan atau sering juga disebut Luntur Kalimantan adalah salah satu spesies burung di dalam keluarga trogonidae yang dapat di temui di pulau Kalimantan, Indonesia. Habitat alaminya adalah pegunungan berhutan lembab subtropis atau tropis. Burung ini terancam punah akibat sedikitnya habitat mereka.
8. Burung Kipasan Sulawesi
Burung Kipasan Sulawesi (Rhipidura teysmann), adalah spesies burung dalam keluarga Rhipiduridae. Burung ini adalah burung dengan populasi habitatnya endemik Pulau Sulawesi, Indonesia, alias hanya dapat ditemukan di tempat asalnya yang asli yaitu di Pulau Sulawesi.
Burung ini juga biasa disebut dengan nama, The Rusty-bellied Rhipidura teysmanni, Rusty-bellied Fantail, Kipasan Sulawesi Fantail.
9. Murai Batu
Kucica hutan (Copsychus malabaricus), juga dikenal sebagai Murai batu merupakan burung pengicau yang keadaanya terancam akibat perburuan. Termasuk ke dalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, dan sebagian pulau Jawa. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Kucica Alis-putih (Copsychus malabaricus stricklandii) sebagai spesies tersendiri.
Memiliki tubuh hampir seluruhnya hitam, kecuali bagian bawah badan berwarna merah cerah hingga jingga kusam. Terdapat sedikit semburat biru di bagian kepala. Ekor panjang ditegakkan dalam keadaan terkejut atau berkicau. Badan berukuran 14-17 cm.
10. Ekek Geling Jawa
Burung Ekek-geling Jawa dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Javan Green Magpie dan mempunyai nama ilmiah Cissa thalassina. Sebelumnya, burung ini dianggap sebagai sub-jenis dari ekegeling (Short-tailed Magpie) yang mendiami Pulau Jawa dan Kalimantan.
Mengenal Ekek-geling Jawa. Burung langka dan endemik Jawa Barat ini merupakan burung dari keluarga Corvidae. Ukuran tubuh Ekek-geling Jawa berkisar 32 cm. Bulu pada tubuhnya didominasi oleh warna hijau dengan strip warna hitam pada mata dan strip warna coklat-berangan pada sayapnya dengan bulu-bulu tersiernya pucat. Paruh dan kaki berwarna merah. Iris mata berwarna coklat dan ekornya pendek.
Ekek-geling Jawa (Cissa thalassina) menjadi salah satu burung endemik Jawa Barat yang semakin langka dan terancam punah. Oleh IUCN Redlist, burung Ekek-geling Jawa ‘dianugerahi’ status Critically Endangered (Kritis). Seiring dengan semakin rusaknya habitat dan maraknya perburuan untuk menjadikannya binatang peliharaan, populasi ekek-geling atau Javan Green Magpie di alam liar diperkirakan tinggal 249 individu.
11. Javan Banded Pitta atau Paok Pancawarna
Paok Pancawarna (Pitta guajana) adalah spesies burung dari keluarga Pittidae, dari genus Pitta. Burung ini merupakan jenis burung pemakan semut, kecoa, kumbang, siput, cacing, rayap, ula yang memiliki habitat di hutan primer, hutan sekunder tertutup, tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl.
Paok pancawarna memiliki tubuh berukuran sedang (22 cm). Tubuh gemuk, berwarna keemasan bergaris-garis. Kepala hitam dengan alis kuning mencolok dan khas. Punggung dan sayap coklat dengan garis sayap putih. Ekor biru. Dagu putih. Ras Jawa: dada dan sisi lambung bergaris-garis hitam dan kuning.
Burung jantan: ada garis biru pada dada atas.
Burung betina: lebih suram dan lebih merah. Iris coklat, paruh dan kaki hitam. Bersifat pemalu, kadang terlihat melintas jalan di hutan, namun lebih sering terdengar suaranya. Berlompatan cepat di sepanjang lantai hutan atau batang mati. Kadang di semak rendah, pohon salak atau rotan. Malam hari bertengger pada vegetasi rendah setinggi 1-3 m dari tanah.
Sarang berbentuk bola berongga dari vegetasi pada semak, satu meter diatas permukaan tanah. Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 3-5 butir. Berbiak bulan Januari-Maret, September-Oktober.
12. Wilson's Bird of Paradise
Wilson's Bird of Paradise ini berbentuk kecil sampai dengan 21 cm. Burung jantan berwarna merah dan hitam dengan jubah kuning di leher, paruh hijau muda, kaki biru dan dua bulu ekor berwarna ungu yang melengkung. Sementara itu sang betina berwarna kecokelatan dengan mahkota berwarna biru.
Burung ini merupakan epidemik Indonesia dengan daerah penyebaran di bukit dan hutan hujan dataran rendah kepulauan Waigeo dan Batanta di Papua Barat.
13. Stephanie Astrapia
Stephanie Astrapia berukuran sekitar 37 cm, burung ini berwarna hitam dengan warna-warni kepala biru, hijau dan ungu. Di samping itu memiliki ekor panjang dengan warna hitam keunguan.
Burung betinanya berwarna cokelat gelap dengan kepala hitam kebiruan. Habitat aslinya ada di pegunungan di timur Papua.
14. Cendrawasih Panji Kings of Saxonyi
Kings of Saxonyi (pteridophora alberti) adalah sejenis burung berkicau berukuran kecil. Dengan panjang sekitar 22 cm. Burung jantan mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua. Di kepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru langit mengkilap seperti panji yang panjangnya mencapai 40 cm. dan dapat di tegakkan sewaktu memikat sang betina. Oleh karenanya burung ini juga dinamakan Cendrawasih Panji.
Itulah 14 Burung Terindah Dan Menakjubkan Indonesia Yang Mendunia yang keberadaannya semakin sedikit dan lambat laun terancam dari kepunahan. Untuk itu marilah kita menjaganya agar burung-burung ini tetap hidup dan berkembang biak agar anak cucu kita tetap masih bisa menemuinya dimasa-masa mendatang.
Kasumba kalimantan atau juga sering disebut Luntur kalimantan adalah salah satu spesies burung di dalam keluarga Trogonidae yang dapat ditemui di Indonesia dan Malaysia. Habitat alaminya adalah pegunungan berhutan lembap subtropis atau tropis. Burung ini terancam oleh hilangnya habitat mereka. - See more at: http://pulauterindah7.blogspot.com/2013/12/10-burung-langka-dan-endemik-pulau.html#sthash.BXeNFCMU.dpuf
Kasumba kalimantan atau juga sering disebut Luntur kalimantan adalah salah satu spesies burung di dalam keluarga Trogonidae yang dapat ditemui di Indonesia dan Malaysia. Habitat alaminya adalah pegunungan berhutan lembap subtropis atau tropis. Burung ini terancam oleh hilangnya habitat mereka. - See more at: http://pulauterindah7.blogspot.com/2013/12/10-burung-langka-dan-endemik-pulau.html#sthash.BXeNFCMU.dpuf
Wilson’s Bird of Paradise berukuran lumayan kecil sampai dengan 21 cm. Burun jantan adalah berwarna merah dan hitam dengan jubah kuning di leher, mulut hijau muda, kaki biru dan dua bulu ekor berwarna ungu yang melengkung. Semetara itu betina berwarna kecoklatan dengan mahkota biru.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Wilson’s Bird of Paradise berukuran lumayan kecil sampai dengan 21 cm. Burun jantan adalah berwarna merah dan hitam dengan jubah kuning di leher, mulut hijau muda, kaki biru dan dua bulu ekor berwarna ungu yang melengkung. Semetara itu betina berwarna kecoklatan dengan mahkota biru.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
No comments:
Post a Comment