Mengungkap Penemuan Kota Yang Hilang Berusia 1.200 Tahun Di Kamboja
Para arkeolog dengan menggunakan Teknologi Laser Udara Revolusioner telah berhasil menemukan sebuah kota kuno yang hilang pada abad pertengahan disalah satu gunung di Kamboja. 40 Km sebelah utara dari Angkor Wat di utara barat Kamboja.
Kota Mahendraparvata yang diperkirakan telah hilang selama 1.200 tahun itu tersembunyi di sebuah hutan yang tidak pernah terjamah oleh siapapun selama berabad-abad lamanya. Kota pertama di Kerajaan Angkor pada tahun 802 Masehi, 350 tahun lebih tua dari Angkor Wat atau seusia dengan Candi Borobudur di Indonesia yang terletak hanya 40 Km dari Kuil Agung Angkor Wat.
Dengan bantuan Teknologi LIDAR (light and radar) yang diikatkan pada sebuah helikopter dapat mendata kedalaman tanah, Damien Evans, Direktur Pusat Penelitian Arkeology University of Sydney mengatakan bahwa penemuan kota tua yang hilang itu adalah saat gambaran kota tua tampak di layar komputer yang memuat citra pengamatan Teknologi Lidar.
Dengan instrumen ini para arkeolog berhasil menemukan lima candi, kanal kuno, tanggul dan jalan yang sebelumnya tidak pernah ada.
Tim arkeologi pun mengadakan penyelidikan ke tempat tersebut menghadapi medan yang cukup sulit dan penuh ranjau. Mereka dipandu oleh mantan tentara Khmer serta menggunakan GPS.
Dengan teknologi Lidar dapat mengungkap gundukan yang tinggi dimana kota tersebut terpendam.
Phnon Kulen, Gunung tempat kota kuno ini berada telah menjadi tempat ziarah sejak lama, digunakan untuk menjalankan ritual keagamaan dan mandi. Wilayah ini sudah di huni sejak masa Kerajaan Angkor.
Dari kitab-kitab kuno yang ditemukan para tim arkeolog dapat mengungkap Kota Mahendraparvata yang dibangun sebelum Raja Jayavarman II turun gunung dan membangun kota di dekat wilayah Angkor Wat.
Kita sekarang jadi mengerti tentang data baru kota yang terhubung oleh jalan dan kanal. Selanjutnya tim arkeolog akan meneliti tempat ini secara lebih seksama lagi untuk mengetahui tentang kehidupan manusia pada saat itu dan juga kenapa kota kuno ini di tinggalkan oleh penduduknya. Hal ini juga memungkinkan para arkeolog untuk mempelajari lebih lanjut tentang Evolusi Angkor, Kerajaan politik dan agama besar yang mendominasi sebagian besar Asia Tenggara selama 600 tahun
Penemuan kota yang terpendam ini menunjukan keampuhan teknologi Lidar (Light and Radar) . Teknologi ini dikembangkan tahun 1960. Teknologi Lidar pertama kali digunakan untuk mengukur awan pada National Center for Atsmospheric Research di Amerika Serikat.
Untuk menemukan kota tua yang hilang ini, Teknologi Lidar menembakan Laser yang di ikatkan pada sebuah Helikopter secara silang menyilang antara Angkor Wat dengan Gunung bagian utara dari Angkor Wat untuk memberikan data yang tersimpan dibawah tanah.
Selama ini Teknologi Lidar banyak di gunakan oleh para arkeolog untuk menemukan situs-situs yang terpendam.
Sumber: www.smh.com.au
Dengan instrumen ini para arkeolog berhasil menemukan lima candi, kanal kuno, tanggul dan jalan yang sebelumnya tidak pernah ada.
Tim arkeologi pun mengadakan penyelidikan ke tempat tersebut menghadapi medan yang cukup sulit dan penuh ranjau. Mereka dipandu oleh mantan tentara Khmer serta menggunakan GPS.
Dengan teknologi Lidar dapat mengungkap gundukan yang tinggi dimana kota tersebut terpendam.
Phnon Kulen, Gunung tempat kota kuno ini berada telah menjadi tempat ziarah sejak lama, digunakan untuk menjalankan ritual keagamaan dan mandi. Wilayah ini sudah di huni sejak masa Kerajaan Angkor.
Dari kitab-kitab kuno yang ditemukan para tim arkeolog dapat mengungkap Kota Mahendraparvata yang dibangun sebelum Raja Jayavarman II turun gunung dan membangun kota di dekat wilayah Angkor Wat.
Kita sekarang jadi mengerti tentang data baru kota yang terhubung oleh jalan dan kanal. Selanjutnya tim arkeolog akan meneliti tempat ini secara lebih seksama lagi untuk mengetahui tentang kehidupan manusia pada saat itu dan juga kenapa kota kuno ini di tinggalkan oleh penduduknya. Hal ini juga memungkinkan para arkeolog untuk mempelajari lebih lanjut tentang Evolusi Angkor, Kerajaan politik dan agama besar yang mendominasi sebagian besar Asia Tenggara selama 600 tahun
Penemuan kota yang terpendam ini menunjukan keampuhan teknologi Lidar (Light and Radar) . Teknologi ini dikembangkan tahun 1960. Teknologi Lidar pertama kali digunakan untuk mengukur awan pada National Center for Atsmospheric Research di Amerika Serikat.
Untuk menemukan kota tua yang hilang ini, Teknologi Lidar menembakan Laser yang di ikatkan pada sebuah Helikopter secara silang menyilang antara Angkor Wat dengan Gunung bagian utara dari Angkor Wat untuk memberikan data yang tersimpan dibawah tanah.
Selama ini Teknologi Lidar banyak di gunakan oleh para arkeolog untuk menemukan situs-situs yang terpendam.
Sumber: www.smh.com.au
No comments:
Post a Comment